Cerita Motivasi Singa dan Tikus

Selamat datang teman-teman pustaka. Kali ini author akan menceritakan kisah yang bertemakan kebaikan. Semoga teman setia dapat mengambil makna kebaikan dari cerita ini. Cerita ini daimbil dari tokoh hewan yaitu singa dan tikus. 

Seperti yang kita tahu, tikus adalah hewan kecil yang mengganggu manusia. Bagaimana tidak, ketika kita menyimpan makanan di satu tempat tiba-tiba tikus mengambil makanan itu. Sungguh hal ini sangat mengesalkan bukan?

Namun teman pustaka tidak perlu meributkan hewan satu ini ya. Karena kita akan mengulas kisah menarik yang akan membuat kalian menjadi terheran-heran dan mengambil makna kebaikan dari cerita ini. 

Cerita Motivasi Singa dan Tikus

Diceritakan bahwa Tikus yang menjahili Singa dikala sedang menikmati tidur siang, sontak membuat Singa tersebut marah dan ingin memakan Tikus karena merasa terganggu. Kemudian Singa menangkap ekor tikus sehingga membuatnya tidak bisa kemana-mana.

Sambil meringis ketakutan, Tikus pun memohon kepada Singa untuk melepaskannya dan memaafkan kejahilan yang ia perbuat. Merasa kasihan, Singa melepaskan Tikus. Tikus merasa senang, ia berterima kasih dan berjanji untuk membalas semua kebaikan Singa padanya.

Lalu pada suatu hari, Tikus mendengar suara Singa yang mengaung keras. Sang Singa ternyata terperangkap disebuah jaring yang sengaja dipasang oleh pemburu. Singa memohon bantuan Tikus untuk melepaskan jaring tersebut. 

Dengan sigap, Tikus membantu Singa keluar dari jaring tersebut dengan menggerogoti jaring sampai terputus. Keduanya pun segera kabur dan menyelamatkan diri. Setelah kejadian ini mereka berdua menjadi berteman baik satu sama lain.

Kisah persahabatan Tikus dan Singa dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk selalu berbuat kebaikan dan mengingat semua kebaikan yang kita terima. Semakin sering kita berbuat kebaikan kepada orang lain maka kita akan mendapatkan kebaikan juga dari siapapun.

Author teringat dengan satu peribahasa yaitu utang emas dapat dibayar sedangkan utang budi dibawa mati. Yang artinya lebih baik berhutangkan barang daripada termakan budi orang, karena utang budi sukar sekali membayarnya.